Tuntut Transparansi, Laskar Melayu Bersatu Nusantara Desak Investigasi Seleksi Panahan
Pekanbaru, Mimbarnegeri.com – Puluhan massa dari Markas Pimpinan Pusat (MPP) Laskar Melayu Bersatu Nusantara (LMBN) menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Selasa (9/9/2025) siang.
Aksi ini menyoroti dugaan kecurangan dalam seleksi atlet cabang olahraga panahan untuk Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025.
Sekitar 30 orang hadir dalam aksi tersebut dengan membawa spanduk dan pengeras suara. Mereka menuntut transparansi proses seleksi yang disebut sarat praktik nepotisme dan pungutan liar.
Koordinator Lapangan, Tega Maulana Fitra, memimpin jalannya demonstrasi yang berlangsung tertib dan mendapat pengamanan dari aparat kepolisian.
Dalam orasi yang bergema di halaman kantor gubernur, Iswadi, salah seorang perwakilan massa, menyuarakan kekecewaan mendalam.
Ia menuturkan ada atlet yang semula dinyatakan lolos seleksi, namun namanya justru dihapus saat pengumuman resmi. “Ini sangat merugikan mental atlet yang sudah berlatih bertahun-tahun. Belum lagi, ada pungutan Rp100 ribu per atlet yang jelas memberatkan,” ujarnya lantang.
Ia juga menegaskan bahwa keluarga atlet sudah terbebani biaya besar untuk mendukung anak-anak mereka berlatih panahan, sementara bantuan hibah peralatan dari pihak terkait tak kunjung dirasakan.
“Atlet kita berjuang dengan keringat dan pengorbanan, tapi di lapangan mereka justru dizalimi,” tambahnya.
Panglima Barisan Muda LMBN, Indra Gunawan, turut menyoroti lemahnya panitia seleksi. Meski mengapresiasi pengamanan Polresta Pekanbaru, ia menilai ketidakjelasan mekanisme seleksi membuat banyak atlet kehilangan hak.
“Kasus anak Iswadi ini bukti nyata. Jika dibiarkan, kepercayaan publik terhadap olahraga Riau akan runtuh,” tegasnya.
Hal senada disampaikan M. Fadli. Menurutnya, dugaan praktik pungli dan permainan nama dalam seleksi atlet panahan sudah mencederai dunia olahraga daerah. Ia meminta laporan pertanggungjawaban panitia segera dibuka.
“Jangan sampai ini hanya terjadi di panahan, bisa saja menjalar ke semua cabang olahraga,” serunya.
Aksi damai tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, H. Erisman Yahya, MH. Menemui massa dengan tenang, ia menegaskan pihaknya tidak pernah melakukan intervensi.
“Seleksi itu ranah teknis cabang olahraga. Namun kami siap menampung aspirasi ini dan mengundang perwakilan besok untuk berdiskusi di kantor Dispora,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Perpani Riau, Dr. Sasmarianto, memberikan klarifikasi. Ia menegaskan seleksi panahan telah berjalan sesuai aturan melalui Technical Handbook (THB).
“Proses dilakukan terbuka, melibatkan 12 kabupaten/kota. Hasilnya, tiga atlet putra dan satu atlet putri diputuskan lolos. Surat keputusan sudah diterbitkan sebagai bukti transparansi,” katanya.
Meski demikian, massa LMBN menilai penjelasan tersebut belum menjawab kekecewaan para atlet dan keluarganya. Mereka menegaskan akan terus mengawal proses investigasi hingga ada kejelasan.
Usai menyampaikan aspirasi dan mendengar tanggapan, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Sebelum meninggalkan lokasi, mereka menggelar doa bersama dan berfoto di depan Kantor Gubernur Riau sebagai simbol solidaritas.
Aksi ini meninggalkan pesan penting bahwa transparansi dan keadilan adalah kunci menjaga semangat atlet muda yang ingin mengharumkan nama Riau di ajang nasional. (red)




Tulis Komentar