Diduga Terlibat Penimbunan Solar Subsidi, Supervisor SPBU Mangkir dari Janji Klarifikasi

Foto : Salah satu SPBU yang aktif mendahululan para pelansir daripada masyarakat

Pekanbaru — mimbarnegeri.com,--||Seorang supervisor SPBU bernama Khairudin diduga kuat terlibat dalam praktik pelansiran dan penimbunan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa solar yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah tersebut, dialihkan ke tempat penimbunan dan kemudian dijual ke industri dalam jumlah besar.

Modus pelansiran dilakukan dengan mengumpulkan solar dari beberapa SPBU yang berada di Kota Pekanbaru hingga wilayah Pangkalan Kerinci. Setelah mencapai volume antara 5.000 hingga 10.000 liter, BBM tersebut diangkut ke industri yang membutuhkan, diduga tanpa izin resmi.

Khairudin, yang disebut-sebut sebagai pegawai Pertamina dan berperan sebagai pengawas di sejumlah SPBU, diduga menggunakan jabatannya untuk memuluskan praktik ilegal tersebut. Ia juga dikenal sebagai sosok yang arogan dan kerap tidak kooperatif saat dikonfirmasi awak media.

Saat di konfirmasi melalui telpon selulernya, Khairudin malah meminta identitas wartawan dan menawarkan ‘sagu hati’. Sikap ini tentu mencurigakan,” ujar salah satu wartawan yang enggan disebutkan namanya.

 


 Seorang Petugas SPBU sedang menyensor Barcot yang didalamnya terdapat puluhan Barcot diduga palsu

Khairudin sempat berjanji akan memberikan klarifikasi langsung mengenai status dan keterlibatannya dalam dugaan penimbunan solar bersubsidi. Ia meminta agar wartawan menemuinya di kantor Anugerah Pos Jalan Gulama, Pekanbaru pada Jumat, 2 Mei 2025. Namun  ditunggu hingga pukul 18.00 WIB, ia tak kunjung datang. Wartawan menduga Khairudin sengaja mempermainkan media.

Meski tanpa penjelasan dari Khairuddin, supervisor satu ini cukup dikenal khususnya dikalangan Pers dan LSM, tak heran jika setiap kali di konfirmasi ia selalu berbicara kode etik, suatu ketika Safnas nama singkat seorang pemred menelpon mempertanyakan statusnya apakah benar Khairuddin salah satu pegawai pertamina yang ditunjuk untuk mengawasi, Khairudin justru mempertanyakan kode etik, “bapak jawab saja apa yang saya tanyakan, bukan malah bercerita ode etik, odeetik itu milik wartawan jangan Bapak Tanya-tanya” jelasa Safnas epada media ini.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan, pihak Pertamina belum memberikan keterangan resmi terkait status Khairudin dan dugaan pelanggaran distribusi BBM bersubsidi yang terjadi di bawah pengawasannya.*salman

TERKAIT