Cucu Pendiri NU Tantang KPU-Bawaslu dan TKN Sumpah Mubahalah


Surabaya -- Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jawa Timur untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Solachul Aam Wahib Wahab atau Gus Aam, menantang Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk melakukan sumpah mubahalah.

Cucu salah satu pendiri Nahdlatul Ulama Wahab Hasbullah itu menantang sumpah muhabalah kubu Jokowi-Ma'ruf, serta KPU dan Bawaslu karena masifnya dugaan kecurangan dalam Pemilu 2019.

"Mubahalah itu kita ingin lakukan kepada KPU, Bawaslu, ke pihak kita juga (BPN) dan ke pihak sana juga (TKN)," kata Gus Aam di Posko BPP Jatim, Surabaya, Jumat (3/4).

Mubahalah sendiri, kata Gus Aam adalah prosesi pengambilan sumpah di bawah atau dengan memegang Alquran, yang dilakukan beberapa pihak, untuk mencari tahu siapa yang benar dan siapa yang salah dalam sebuah perkara.

"Dia harus memegang Alquran, dia disumpah, yang nyumpah harus kiai yang mengerti, yang ahli di bidang itu, bukan sembarangan orang sehingga nanti betul-betul akan menemukan kebenaran," kata dia.

Risiko sumpah ini pun tak main-main. Kata Gus Aam jika ada yang berbohong atau tak menepati sumpah mubahalah maka pasti akan dilaknat oleh Allah.

"Kalau sumpah itu dilakukan dengan syariat Islam, itu pengaruhnya besar, kalau kita yakin ya keyakinan akan tambah. Risikonya, kalau dia bohong ya nanti dia akan dilaknat oleh Allah," katanya.

Tantangan mubahalah tersebut, kata dia sudah disampaikan pihaknya ke KPU, Bawaslu, dan tim Jokowi-Ma'ruf. Ia pun berharap hal itu bisa segera dilakukan di sejumlah kabupaten/kota yang saat ini telah memasuki tahapan rekapitulasi suara.

"Keputusannya sudah ada, hanya tinggal kita sampaikan ke daerah, misalnya Sampang. Kemarin kita minta di Sampang, tapi nggak tahu dilaksanakan atau tidak. Orang-orang KPU-nya nggak ada yang mau, karena ini nggak main-main," kata dia.

Gus Aam menambahkan, bahwa mubahalah ini adalah salah satu alat ukur kebenaran dalam Islam. Usulan ini karena menurut dia muncul banyak kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2019, salah satunya banyak ketidaksesuaian penghitungan suara di Situng KPU bermodus pengurangan suara Prabowo-Sandi di sejumlah daerah.

"Kemarin itu kita sudah sampaikan, termasuk saat ijtimak ulama. Jadi memang ini salah satu cara alat ukur kita bahwa kita ini benar. Kalau mereka (mengaku) benar ayo disumpah. Ini alat ukur secara syari," pungkasnya.(cnn)
TERKAIT