Rupiah Perkasa, Awali Pagi di Posisi Rp14.060 per Dolar AS


Jakarta -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.060 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (17/4) pagi. Rupiah tercatat menguat, meski tipis 0,02 persen terhadap dolar AS dibandingkan Jumat (12/4) sore di angka Rp14.062 per dolar AS.

Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia cenderung bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah, seperti won Korea Selatan sebesar 0,19 persen, ringgit Malaysia sebesar 0,1 persen, dan baht Thailand sebesar 0,06 persen.

Namun, ada pula mata uang yang menguat, seperti dolar Hong Kong, peso Filipina, dan dolar Singapura sebesar 0,02 persen serta yen Jepang sebesar 0,05 persen.

Hal serupa juga terjadi untuk mata uang negara maju, di mana dolar Australia melemah 0,04 persen namun euro menguat 0,02 persen. Sementara itu, poundsterling Inggris tidak menunjukkan perubahan terhadap dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah diperkirakan menguat kali ini utamanya disebabkan oleh kepercayaan investor akan fundamental Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (15/4) mencatat neraca dagang Indonesia mencatat surplus US$540 juta pada Maret, atau lebih baik dibanding Februari yakni US$330 juta.

Selain itu, pada debat pemilihan presiden Sabtu (13/4) lalu, Capres Petahana Joko Widodo mengumumkan defisit transaksi berjalan di angka US$6,7 miliar atau membaik dari kuartal IV 2018 US$9,15 miliar. Ini membuka potensi terjadinya surplus neraca pembayaran Indonesia, sehingga dampaknya akan sangat baik bagi pergerakan rupiah.

Hanya saja, pelaku pasar agak menahan diri (wait and see) jelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) China kuartal I yang sedianya diumumkan Rabu (17/4) mendatang. Jika memang indikator ekonomi China mumpuni, artinya kecemasan investor akan pelemahan ekonomi global kian mereda.

"Jadi dalam perdagangan hari ini, rupiah diperdagangkan di level Rp14.015 hingga 14.040 per dolar AS. Sementra untuk sepekan, rupiah bisa di rentang Rp13.990 hingga Rp14.150 per dolar AS," tutur Ibrahim.(cnn)
TERKAIT