Pamer Kartu Sakti, Jokowi Minta Dukungan di Palembang


Jakarta -- Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), kembali memamerkan program tiga kartu sakti yang dijanjikannya bila terpilih kembali menjadi kepala negara di satu acara deklarasi dukungan di Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (9/3) pagi.

Jokowi memulai 'pameran' kartu itu dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang akan bisa digunakan para pelajar untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

Ia mengatakan kartu ini akan melengkapi KIP yang sebelumnya bisa digunakan untuk jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA.

"Ini agar mereka bisa teruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk bantu anak-anak kita karena bisa dipakai di luar negeri," ucapnya sembari memamerkan prototipe kartu tersebut di acara deklarasi bertajuk Senam Srikandi Bersama Jokowi di Kompleks GOR Jakabaring.

Selanjutnya, ia memamerkan Kartu Prakerja yang ditujukan untuk para pengangguran, mulai dari lulusan SMA, SMK, hingga perguruan tinggi agar bisa mendapatkan penambahan keterampilan untuk mencari pekerjaan baru. Selain itu, kartu ini juga bisa digunakan bagi pengangguran yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Ini penting untuk anak-anak kita yang belum bekerja. Bisa segera borong ini kalau belum bekerja," ucapnya.

Terakhir, mantan gubernur DKI Jakarta itu menunjukkan Kartu Sembako Murah. Kartu tersebut, katanya, bisa digunakan untuk membeli sembako, seperti beras, gula, minyak, dan lainnya.

"Ini biasanya ibu-ibu paling senang kalau ada kartu seperti ini. Ini program yang akan datang. Setuju tidak?" serunya.

"Setuju," jawab massa yang didominasi kalangan ibu-ibu.

Jokowi pun menanyakan langsung tanggapan kalangan ibu-ibu mengenai tiga kartu sakti yang ditawarkannya itu. Salah satunya kepada Ida, pendukung asli Kota Palembang.

"Kalau Ibu Ida dari tiga kartu ini paling senang yang mana?" tanya mantan wali kota Solo itu.

"Kartu Sembako Murah, Pak," kata Ida.

Di akhir pertemuannya, Jokowi meminta dukungan dari masyarakat yang hadir agar memberikan kampanye dari pintu ke pintu, agar ia bisa menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Saya titip kepada ibu-ibu karena 17 April sudah dekat, bantu kami door to door, bantu agar isu hoaks bisa diberantas," tuturnya.

Di sisi lain, Jokowi kembali menepis informasi tidak benar alias hoaks yang kerap menyerangnya, seperti tidak akan ada suara adzan dan legalisasi pernikahan sejenis bila terpilih kembali menjadi orang nomor satu di Indonesia.

"Itu tidak akan mungkin karena Indonesia negara Muslim. Jangan percaya fitnah itu," katanya.

Tak ketinggalan, ia juga menekankan tidak akan ada kriminalisasi ulama.

"Kalau memang melanggar hukum, masalah dengan hukum, itu siapa pun akan berurusan dengan polisi dan dipenjarakan," katanya.(cnn)
TERKAIT