Kunjungi Sentra Sepatu Cibaduyut, Sandiaga Dicurhati Omzet Turun


Bandung - Cawapres 02 Sandiaga Salahadin Uno mengunjungi sentra sepatu Cibaduyut, Kota Bandung. Dalam kunjungannya itu dia dicurhati turunnya penghasilan para perajin sepatu hingga 40 persen.

Sandi tiba di kawasan sentra sepatu Cibaduyut, Kota Bandung, Rabu (23/1/2019) sekitar pukul 11.30 WIB. Kedatangannya disambut oleh ribuan warga termasuk para pengrajin dan pengusaha sepatu Cibaduyut yang telah menunggunya.

Kehadiran itu langsung menjadi pusat perhatian warga yang ada di sekitar Jalan Cibaduyut. Sepanjang Jalan Cibaduyut tampak dipadati oleh warga. Di dalam mobilnya Sandi menyapa setiap warga yang dijumpainya. Tidak sedikit warga terutama perempuan yang berebut untuk sekedar berjabat tangan dan mengabadikan kedatangan cawapres nomor 02 itu.

Sandi juga mampir ke salah satu toko sepatu yang ada di kawasan tersebut. Dia berdiskusi dengan para pengrajin terkait geliat ekonomi yang saat ini terjadi di sentra sepatu Cibaduyut.

Dari diskusi itu, dia merasa sedih. Pasalnya geliat ekonomi di sentra Cibaduyut cukup sepi karena banyaknya produk impor. Akibatnya, omzet para pengrajin turun hingga 40 persen.

"Pengrajin sepatu cibaduyut dihantam penghasilannya oleh impor 40 persen turun. Haji Utang Jujur (pemilik) dari (toko sepatu) Catenzo (mengatakan) impor ini sudah sangat berlebihan dan mengakibatkan turunnya omzet sampai 40 persen," katanya.

Kondisi ini menurutnya bisa mengancam eksistensi sentra sepatu Cibaduyut ke depan. Bahkan kata dia, 254 pengrajin dan lebih dari 2.000 lapangan kerja terancam keberadaannya dengan banyaknya impor sepatu ke dalam negeri.

"Ini mengakibatkan 254 pengrajin dan lebih dari 2.000 lapangan kerja ini terancam," ucapnya.

Di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandi bila menang, dia berjanji akan mementingkan pengusaha lokal. Dia akan menjamin akses permodalan bagi para pelaku usaha kecil termasuk pengrajin sepatu di Cibaduyut.

"Jadi pertama kita akan melindungi dan berpihak kepada pengrajin di Cibaduyut. Kita akan tingkatkan ekspor. Itu dua hal untuk mendorong segi produksi nasional. Modal juga dikeluhkan. Akses permodalan kita ingin mereka masuk program OKOC," ujarnya.(dtc)
TERKAIT