Pengamat: Erick Thohir dan Ahok Tak Cocok Jadi Ketua PSSI


Jakarta -- Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, menganggap Erick Thohir dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tidak cocok menjadi Ketua Umum PSSI pengganti Edy Rahmayadi.

Kusnaeni mengatakan masyarakat rindu punya pemimpin PSSI yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Ia mengapresiasi keputusan Edy untuk mundur dari PSSI.

"Salut saya melihat kebesaran hati dia [Edy]. Tapi memang selama dia memimpin PSSI, tidak banyak perubahan yang terjadi ke arah yang lebih baik. Sehingga sekarang masyarakat mengharapkan figur baru yang lebih baik, yang mereka rasakan tidak ada di jajaran kepengurusan saat ini," kata Kusnaeni kepada wartawan, Selasa (22/1).

"Itu sebabnya kemudian membuat semacam petisi dan mengharapkan ada orang lain. Cuma masalahnya begini, yang dibutuhkan itu kan seorang pemimpin yang bisa membawa perubahan dan membuat PSSI lebih baik. Menurut saya, itu sulit dipenuhi Pak Erick," katanya menambahkan.

Faktor waktu, ucap Kusnaeni, menjadi salah satu alasan Erick sulit atau tidak cocok menjadi Ketua Umum PSSI. Ia menilai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu harus memiliki waktu yang banyak untuk bisa melakukan perubahan di PSSI.

"Memang Pak Erick punya waktu? Kalau kita bicara Pak Edy sebagai ketua [PSSI] yang dianggap tidak punya waktu karena sibuk sebagai Gubernur Sumut, memang Pak Erick punya waktu? Itu pertanyaannya," ujar dia.

"Dia sibuk sekali dengan bisnisnya, masih mengurus klub basket dan sepak bola di luar negeri, dan masih mengurus tim kampanye [Joko Widodo-Ma'Ruf Amin] juga. Tidak ada peluang mendapatkan waktu yang banyak untuk PSSI. Kalau Pak Erick hanya punya waktu yang sebentar untuk PSSI, artinya nanti sama PSSI akan dikelola oleh orang-orang yang itu-itu juga," sambung Kusnaeni.

Kusnaeni juga tidak setuju bila ada sebagian orang yang menginginkan Ahok menjadi Ketua Umum PSSI. Kusnaeni lebih mengharapkan sosok orang sepak bola yang memimpin PSSI.

"Ahok pasti berpolitik juga nanti. Mustahil tidak. Cari yang betul-betul profesional saja tapi punya kapasitas, kapabilitas, integritas, dan kredibilitas. Pasti ada. Open bidding saja," ucap Kusnaeni.

Kusnaeni menganggap sepak bola tidak bisa dicampur dengan kepentingan politik. Kusnaeni mengingatkan sepak bola Indonesia banyak bersitegang dan berkonflik dari tingkat bawah hingga atas organisasi ketika PSSI dibawa ke politik oleh ketum-ketum sebelumnya.

"Jangan sepak bola dibenturkan dengan urusan politik. Biar sepak bola murni diurus orang-orang profesional tapi punya kapabilitas. Kita harus lihat bagaimana UEFA dan FIFA bergerak, itu kan mereka juga tidak cari bekas Sekjen PBB, tidak cari bekas Sekjen Uni Eropa, bekas ini, bekas itu," ujar Kusnaeni.

"Yang dicari apa? Orang profesional seperti Gianni Infantino [Presiden FIFA periode 2016-2019] itu, yang punya konsep bagaimana membesarkan organisasi, bagaimana memasarkan kompetisi supaya menjadi sumber pemasukan besar untuk organisasi. PSSI harus berani mengubah mindset orang-orang bola karena banyak pengurus PSSI, pemilik suara, dan sebagainya yang latar belakangnya masih birokrat dan orang-orang lama," ucap Kusnaeni. (cnn)
TERKAIT